Sejarah diturunkannya malam Lailatul Qadar berawal dari kisah seorang Bani Israel yang diriwayatkan dalam hadis
"Dalam Al Quran, malam Lailatul Qadar ini dijelaskan melalui Al Quran surat Al Qadar ayat 1-5:"
“Sesungguhnya telah Kami turunkan dia pada malam Kemuliaan.” (ayat 1)“Dan sudahkah engkau tahu, apakah dia malam Kemuliaan itu?” (ayat 2).“Malam Kemuliaan itu lebih utama daripada 1000 bulan.” (ayat 3).“Turun Malaikat dan Roh pada malam itu, dengan izin Tuhan mereka, membawa pokok-pokok dari tiap-tiap perintah.” (ayat 4).“Sejahteralah dia sehingga terbit fajar.” (ayat 5).“Yaitu urusan yang benar dari sisi Kami; Sesungguhnya Kami adalah mengutus Rasul.” (ayat 5).
Adapun asbabun Nuzul atau sebab-sebab turunnya surat tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Wahidi, yang bersumber dari Mujahid bahwa Rasulullah saw pernah menyebut-nyebut bani Israel yang berjuang fiisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum Muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan surat al-Qadr 1-3 yang menegaskan bahwa satu malam laitatul qadr lebih baik daripada perjuangan bani Israel selama seribu bulan itu.
Sementara di dalam riwayat lain oleh Ibnu Jarir, yang bersumber dari Mujahid bahwa di kalangan bani Israel terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (al-Qadr 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan seorang laki-laki dari bani Israel tersebut.
Usia umat Nabi Muhammad SAW memang lebih pendek dari umat terdahulu. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah merenungi hal itu. Nabi SAW pun bersedih, karena mustahil umatnya dapat menandingi amal ibadah umat-umat terdahulu.
”Dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, Allah SWT lalu mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW,” ungkap Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadha’il Ramadhan. Menurutnya, Lailatul Qadar adalah suatu malam karunia Allah yang sangat besar kebaikan dan keberkahannya.bulan.
”Lailatul Qadar telah dikaruniakan kepada umat ini (umatku) yang tak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.” (Al-Hadis).
Adapun tentang keutamaannya, Nabi Muhammad SAW bersabda,“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadar atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Al Bukhari, An Nasa’i, dan Ahmad). Alangkah ruginya kita bila melewati malam yang penuh keberkahan itu dengan kesiaan-siaan. Alangkah ruginya apabila malam yang penuh kemuliaan itu datang justru manusia menghabiskan waktunya dengan bermaksiat kepada Allah.
Dr HM Muchlis Hanafi, pakar tafsir dari Universitas Al Azhar Mesir, menjelaskan apa yang dimaksud Lailatul Qadar. Lailatul Qadar berarti malam yang penuh dengan kemuliaan. Pada malam itu, kata dia, diturunkan Alquran yang memiliki kemuliaan, melalui seorang malaikat yang juga sangat mulia dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.
”Qadar juga bisa bermakna ukuran. Ukuran segala sesuatu itu ditetapkan pada malam itu, rezeki seseorang, apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun ke depan ditetapkan pada malam itu,” tutur Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ) itu.
Tanda-tanda Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar
Tanda-tanda dari orang yang mendapatkan kemuliaan malam Al Qadar sepertidikutip dari eramuslim, disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dai Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam lailatul qodr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”
Dari hadits tersebut terdapat gambaran orang-orang yang menghidupakan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah subhanahu wata’ala.
Selain itu, terlebih dari tanda-tanda orang yang mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar, tentu saja ada amalan-amalan yang bisa dilakukan untuk dapat meraihnya, sebagai berikut:
Hal utama yang bisa dilakukan untuk merengkuh Lailatul Qodar adalah banyak berinteraksi dengan Alquran. Karena pada hakikatnya Lailatul Qodar adalah malam di mana Alquran ditueunkan, sebuah kitab berisi petunjuk Allah dan pedoman hidup bagi seluruh manusia.
Menghidupkan malam dengan ibadah, khususnya salat-salat sunnah. Rasulullah SAW selalu bersungguh-sungguh dalam ibadah seperti salat, membaca (Alquran), dan berdoa dalam 10 malam akhir di Ramadan melebihi ibadahnya di malam luar bulan Ramadan.
Melaksanakan qiyam (salat malam) pada Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan. Seperti hadits Nabi Saw yang menunjukkan dianjurkannya menghidupkan Lailatul Qadar dengan salat malam. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berdiri (menunaikan salat) pada Lailatul Qadar dengan iman dan harap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Muttafaqun ‘Alaihi)
Beriktikaf di masjid. Pada 10 hari terakhir Ramadan, umat Islam dianjurkan beriktikaf atau berdiam diri di masjid. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW biasa beriktikaf pada setiap Ramadan selama 10 hari. Dan pada akhir hayat, beliau melakukannya selama 20 hari.
Memperbanyak berdoa kepada Allah. Di antara doa yang paling utama yang diucapkan pada Lailatul Qadar adalah apa yang Rasulullah SAW ajarkan kepada Aisyah RA. “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’anni” ( ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu Majah))
Sudah sepantasnya seorang mukmin menghisab dan mengevaluasi dirinya apakah selama hampir sebulan ini sudah benar puasa yang dijalankannya. Karena Ramadhan sudah akan seger a meninggalkan dirinya padahal belum tentu tahun depan bisa menemuinya lagi.
"www.pewartaekbis.com"
Belum ada tanggapan untuk "Malam Lailatul Qadar"
Posting Komentar